By: Mr. Muhammad Nurhadi, S.Pd. (English Teacher of SMPN 1 Wanareja)
Search This Blog
Wednesday, August 28, 2013
MEMILIH "MENYELESAIKAN CINTANYA" ATAUKAH LEBIH MEMILIH "MENGAKHIRI CINTANYA"?
Seseorang memiliki keinginan untuk memulai sebuah hubungan cinta, belum tentu karena sudah siap untuk menuju pada akad pernikahan. Bahkan cinta bagi para remaja banyak didorong dan disebabkan oleh nafsu cintanya belaka. Jadi cintanya bukanlah karena telah siap dan mampu menuju hidup berkeluarga (berumah tangga).
Itulah sebabnya dari para remaja yang dilanda asmara (cinta), banyak dari mereka lebih banyak memilih “mengakhiri cintanya” sebalum terjadi akad pernikahan dari pada memilih “menyelesaikan cintanya”. Hal ini bukan masalah berani atau tidak berani terhadap resiko cinta, tetapi karena cinta merupakan kebutuhan biologis setiap manusia. Maka itulah sebabnya para generasi muda dari kalangan cewek ataupun cowok harus menyadari tentang hal ini, sehingga tidak terperosok dan tidak terjebak dalam masalah cinta atau love. Beware a lot in matters of love.
Kenapa para lovers dari kalangan para remaja banyak yang lebih memilih mengakhiri cintanya daripada menyelesaikan masalah lovenya? He...he... he... Jika terjadi problem dalam masalah cinta, solusinya tidak cukup seperti kalau kita lapar dan menyanding makanan kemudian kita bisa langsung makan. Tetapi menyangkaut banyak personal sense (rasa pribadi), tingkat sosial ekonomi, dan lain-lain yang bisa jadi tidak etis kalau diungkap. Tidaklah mudah juga bagi kita mengubah seseorang yang berwatak keras, mudah emosi, mudah tersinggung, dan sebagainya, menjadi orang yang sesuai dengan yang kita inginkan. Itulah sebabnya persoalan cinta ataupun putus cinta kadang-kadang bisa diselesaikan, dan biasa juga merupakan hal yang 'gak pernah bisa selesai/diselesaikan. Sebab bukan hal yang mustahil terjadi bahwa di satu pihak memilih tetap mencintainya sampai mati karena cintanya kepadanya juga setengah mati. He...he...he.... Dan sebaliknya di pihak yang satunya barangkali berfikir, bahwa akan lebih banyak efek (pengaruh) positivenya jika mengakhiri cintanya dari pada mempertahankan cintanya. Mengakhiri cintanya bisa terjadi karena banyak hal, dan bisa juga karena terpaksa. Bisa jadi seseorang lebih memilih mengakhiri cintanya karena merupakan jalan terbaik dari pada mempertahankan cintanya yang barang kali dia berfikir, bahwa kalau cintanya yang telah mengalami banyak problem dipertahankan, maka akan lebih banyak efek atau pengaruh negative yang akan mengenai dirinya. Sehingga bertekad bulat untuk mengakhiri cintanya. Walaupun teori mengatakan, bahwa senang, sedih dan susah telah mereka sepakati akan disangga/ ditopang/ dipanggul/ dipikul bersama di antara both lovers yang saling bercinta. Tetapi dalam kenyataanya, jika cinta tersebut disebabkan karena nafsu syahwat cintanya dan masih jauh dari mengarah kepada ikatan pernikahan, maka banyak dari mereka yang mengingkarinya atau berkhiyanat walaupun sebetulnya tidak berniat untuk mengkhiyanatinya. Otomatis termasuk mengingkari janji-janji yang diucapkannya. Bahkan ditinjau dari segi religi, bisa jadi lebih baik meninggalkannya dan memilih mengakhiri cintanya bagi salah satu pihak dari lovers tertentu tersebut kalau dia memang telah menyadari bahwa cinta yang sedang dia jalani adalah bukan true love. Atau bahkan mungkin juga karena salah satunya melihat di sekelilingnya ada cewek cantik /cowok tampan yang lebih perhatian dan lebih baik tingkah lakunya, Sehingga mungkin lebih memilih ganti pacar baru yang lebih baik, dan bisa juga lebih memilih mengakhiri cintanya untuk lebih berorientasi pada cita-cita tinggi demi menggapai masa depan yang lebih baik dari yang dialaminya. Itulah keunikan tentang cinta (love). Beware a lot in matters of love.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment